Bayi Sehat Karena Rajin Kontrol

https://maspeman99.blogspot.com/2021/08/bayi-sehat-karena-rajin-kontrol.html 
 
Tidak perlu harus menunggu bayi sakit dahulu baru di bawa ke dokter. Sebaiknya bayi di bawa kontrol ke dokter sesuai dengan jadwal kontrolnya guna memastikan agar bayi selalu sehat, jika memang kontrolnya setiap bulan maka harus selalu rutin di bawa dan tidak perlu menunggu bayi sakit dulu.

Pro dan kontra pendapat tersebut, perlu apa tidak bayi di periksa sering terjadi di kalangan para ibu bayi. Sesuai anjuran agar bayi selalu di bawa rutin kontrol ke dokter setiap bulan. Khusus bayi di usia mencapai satu tahun, sebab di usia nol hingga setahun adalah masa yang di katakan rawan penyakit . Hal ini yang sering di tekankan ASI yang mengandung zat kekebalan adalah yang paling baik untuk bayi, sangat di anjurkan pemberiannya untuk mencegah infeksi.

Ketika kontrol bulanannya, dokter akan memeriksa keadaan kesehatan secara keseluruhan, juga pada pencapaian tumbuh kembangnya. Disaat yang sama dokter akan melakukan imunisasi wajib sesuai jadwal yang telah di tetapkan IDAI (ikatan dokter anak indonesia). Pemberian vaksinasi ini penting untuk memperkuat kekebalan tubuh bayi tersebut.

Keuntungan lainnya, bila ketika kontrol di ketahui sikecil mengalami sakit, penanganan segera di lakukan, artinya jangan sakit dulu baru kedokter. Dalam masa bayi saat mendapat penjagaan pada tumbuh kembangnya yang utama, jadi bayi harus di kontrol dari waktu ke waktu.

Pemeriksaan umum

Biasanya terdapat beberapa hal dalam pemeriksaan yang dilakukan dokter, pemeriksaan seperti:

1. Pertumbuhan

Diusia setahun pada awalnya, pertumbuhan akan berlangsung cepat, dokter akan memeriksa keadaan berat badan, apakah normal seperti pada grafik pertumbuhannya atau tidak. Juga pada panjang badan yang diukur lalu di bandingkan melalui grafik satu lagi, dokter juga memeriksakan ukuran lingkaran kepada guna mengetahui normal atau tidak.

2. Perkembangan

Terdapat bermacam - macam pemeriksaan yang berhubungan pada unsur perkembangan, seperti mengenai pemerikasaan apakah bayi telah dapat tengkurap sendiri, membalikkan badannya, merangkak dan lainnya.

Harus di ketahui pemeriksaan keadaan perkembangan yang berhubungan pada pertumbuhan otak. Misalnya bila otak berkembang baik, sehingga unsur perkembangan juga akan baik, faktor perkembangan mencakup empat bagian seperti motorik kasar, motorik halus, kemampuan berbicara serta emosi.

3. Nutrisi

Dokter akan memeriksa keadaan nutrisi sikecil apakah baik maupun tidak, sebagai indikatornya bisa di lihat pada pertumbuhan berat badan dan panjang badan bayi. Seperti contoh bila terdapat berat badan di bawah standar grafik serta terus menurun dengan cepat, maupun jika tidak mengalami pertumbuhan sama sekali, ini pertanda asupan nutrisinya buruk. Ini juga dapat di indikasikan jika bayi tersebut menderita penyakit, misalnya diare maupun penyakit akut.

Bila keadaan berat badan tidak ada kenaikan lalu kurang cepat ditangani, sehingga bisa mengganggu maupun berpengaruh pada pertumbuhan tinggi badan. Misalnya, bila berat badan diketahui tidak adanya kenaikan sehingga tinggi maupun panjang badan juga tidak tumbuh. Ada baiknya bila keadaan berat badan terus meningkat dari bulan kebulan, hal ini bisa di katakan nutrisinya cukup dan bagus.

Berhubungan pada nutrisi, dokter umumnya akan memberi informasi maupun penjelasan, contohnya ASI eksklusif, makanan semi padat maupun makanan peralihan yang baik serta bergizi, sehingga kekurangan gizi dapat di hindari.

4. Imunisasi

Dokter akan memeriksa bayi yang telah mendapat imunisasi wajib sesuai yang sudah di jadwalkan pemerintah. Juga akan di jelaskan tentang berbagai imunisasi yang dianjurkan serta imunisasi yang diulang. Berhubungan mengenai imunisasi, dokter dengan senang hati bisa menjawab semua pertanyaan yang di ajukan orang tua bayi, seperti mengenai kecemasana akan efek samping imunisasi dan lainnya.

5. Keluhan maupun penyakit

Seorang dokter juga menanyakan pada orang tua, apa sikecil mendapat keluhan maupun sakit seperti batuk dan pilek. Pengecekan di lakukan dengan cermat jika didapati terdapat penyakit maupun sesuatu yang harus di tangani secara intensif. 
 
Contohnya pengecekan melalui rontgen maupun jika harus diperiksa darah. Hal ini sebagai upaya melalui cara pemeriksaan dengan rutin walau tidak keadaan sakit ada baiknya lebih di khususkan dari pada harus melakukan pengobatan.