Pengertian Dirt Dan Sampling Pada Pengolahan Kelapa Sawit

https://www.smaspeman99.com/2022/03/pengertian-dirt-dan-sampling-pada.html

1. Dirt (kotoran)

Kadar kotoran dipengaruhi oleh perlakuan sesudah pemanenan, pada waktu buah dipanen dan keadaan tanah yakni basah maka kemungkinan besar buah akan banyak dipenuhi lumpur. Hal ini tidak bisa ditangani dengan membersihkannya menggunakan air sebab dikhawatirkan menimbulkan masalah baru yang akan muncul seperti meningkatnya kadar ALB. 

Pada proses pemurnian dilakukan pemisahan kotoran, air dan minyak. Bila proses pembersihan kotoran tidak dilakukan dengan rutin maka bisa meningkatkan kadar kotoran minyak, sehingga perlu dilakukan drain tiap beberapa jam minimal setiap pergantian shift untuk mengeluarkan kotoran maupun air dari dalam tangki.

Kadar kotoran untuk produk inti sawit (kernel) berupa cangkang yang melekat pada inti, serabut buah serta batu kerikil. Penyebab tingginya kadar kotoran yang terjadi pada inti sawit bisa diakibatkan karena mesin, kebersihan alat serta metode kerja. Misalnya saja yang terjadi pada mesin ripple mill yeng berfungsi untuk memecah cangkang sawit. Bila cara pengoperasiaannya tidak sesuai dengan SOP maka bisa mengakibatkan tidak sempurnanya cangkang yang terpecah sehingga masih terdapat sisa yang melekat pada kernel dan dihitung sebagai kadar kotoran. 

Kemudian bila blower yang dijalankan tidak sesuai dengan petunjuk kerja maka bisa jadi batu-batuan yang kecil serta serabut ringan akan ikut terhisap menjadi kotoran. Hal ini akan berhubungan dengan faktor manusia sebab manusia yang menjalankan mesin sesuai dengan petunjuk penggunaan mesin, bila penggunaan mesin tidak benar maka bisa mengakibatkan pada penyimpangan kualitas produk yang diperoleh.

2. Sampling

Sampling diperlukan untuk melakukan monitoring terhadap proses produksi sehingga diperoleh hasil produksi yang standar, disamping itu juga digunakan untuk mendapatkan efisiensi penggunaan material serta bahan baku. Hal yang harus diperhatikan dalam sampling yaitu sample yang diambil harus betul-betul mewakili objek secara keseluruhan sehingga jumlah sample, waktu pengambilan sample dan juga titik-titik pengambilan sample perlu mendapat perhatian serius.

3. Sampling stock Cpo

* Sampling dari tangki timbun (storage tank) dan palka kapal
Sebelum diambil contohnya, minyak sawit mentah terlebih dahulu dipanaskan dalam suhu 45-60°C  dengan menggunakan steam pemanas (heating coil), sehingga minyaknya mencair. Misalnya diambil dari tangki timbun dan palka kapal. Didalam bagian maupun pada level minyak yang mau diambil contohnya, tali penghubung penutup ditarik menjadikan minyak masuk ke dalam tabung. 

Setelah penuh, tali penghubung dikendorkan dan tabung diangkat. Pengambilan contoh berbeda-beda (atas, tengah juga bawah), kecuali bila isinya pada posisi kurang atau sama dengan ¼ dari ketinggian tangki, maka pengambilan contoh bisa diambil pada bagian atas serta bawah saja. Pada contoh tersebut lalu di campurkan serta diaduk hingga rata, kemudian diambil minimal 1 kg untuk dilakukan analisa.

* Sampling dari mobil tangki
Keseluruhan yang masuk maupun yang keluar dari mobil tangki (road tanker) dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu juga harus dalam keadaan tersegel. Pengambilan sampling dilakukan pada bagian atas dan bawah.