Pengertian Free Fatty Acid (FFA) Dan Moisture Pada Pengolahan Kelapa Sawit

 https://www.smaspeman99.com/2022/03/pengertian-free-fatty-acid-ffa-dan.html

1. Free fatty acid (FFA)

Kadar asam lemak bebas (ALB) merupakan salah satu indikator mutu minyak yang begitu cepat mengalami perubahan selama proses berjalan. Mutu suatu minyak sawit bisa dikatakan bagus bila kadar ALB nya memenuhi standar ketetapan konsumen (<3,50%). Kenaikan kadar ALB sangat dipengaruhi pada saat buah segar dipanen hingga diolah di pabrik. Kenaikan kadar ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada Tbs maupun pada minyak yang sedang diolah. Apabila kita membahas mengenai masalah ALB, maka tentu tidak akan lepas dari masalah mutu tandan buah segar (Tbs) yang diolah. 

Sistem pemanenan yang dilakukan di areal pertanaman suatu perkebunan kelapa sawit bisa menjadi faktor yang mempengaruhi kenaikan kadar ALB pada buah segar, hal ini misalnya pemanenan yang kurang tepat pada tingkat kematangan buah (terlalu matang), sistem panen yang tidak langsung dikirim ke pabrik untuk diolah (restan) serta juga waktu kirim Tbs yang terlalu lama dari kebun menuju pabrik. 

Semuanya faktor tersebut sangat mempengaruhi kenaikan kadar ALB pada tandan buah segar sehingga nantinya akan berpengaruh pada mutu minyak yang diperoleh.
Sistem pemanenan yang dilakukan di pabrik pengolaan yaitu panen, angkut, olah dan kirim atau FIFO (first in first out). Hal ini dilakukan dengan tujuan salah satunya yaitu untuk menghindari kenaikan kadar ALB pada Tbs karena buah menginap (restan) dilapangan. 

Beberapa faktor yang bisa mempercepat pembentukan ALB sesudah tandan dipotong serta sebelum direbus yaitu:

* Kebanyakan buah yang rusak (pemanenan dan pemuatan yang kasar)

* Banyak buah yang lepas (memberondol atau over ripe)

* Lamanya pengangkutan dari kebun menuju pabrik.

* Pengumpulan buah yang tertunda.

Adapun faktor lainnya yang mempengaruhi terjadinya peningkatan kadar ALB, yakni pada proses pengolahan. Adanya titik proses pengolahan yang bisa meningkatkan nilai ALB, diantaranya seperti sortasi, perebusan, tangki pemurnian dan tangki timbun. Misalnya pada proses sortasi, bila kegiatan sortasi tidak sesuai dengan kriteria mutu Tbs yang dikehendaki maka bisa mengakibatkan tingginya kadar ALB pada minyak yang dihasilkan. Pada proses ini kejelian serta pengetahuan karyawan mengenai criteria mutu Tbs sangat mendukung untuk menghindari tingginya kadar ALB minyak.

Pada proses perebusan juga bisa meningkatkan kadar ALB, hal ini disebabkan bila proses perebusan tidak sesuai dengan standar perebusan yang ditentukan pabrik maka masih ada kemungkinan terjadi aktivitas enzim yang tidak mati dalam perebusan. Kebersihan alat perebusan dan lori juga bisa mempengaruhi peningkatan kadar ALB sebab tempat yang kotor bisa menjadi sumber mikroba yang menghasilkan enzim penghidrolisis minyak. Pada titik ini faktor alat juga manusia yang perlu dikontrol secara ketat guna menghindari penurunan mutu minyak.

Pada titik tangki pemurnian dan tangki timbun juga bisa mempengaruhi peningkatan kadar ALB sebab pada tangki penimbunan ini akan terjadi pencampuran minyak lama yang kadar ALB berbeda dengan yang baru diproses. Juga pada kebersihan tangki bisa menjadi tempat sumber pertumbuhan mikroba yang menghasilkan enzim pemecah minyak. Hal ini dibutuhkan receycling tiap beberapa jam untuk membuang sisa kotoran juga air pada tangki.

FFA atau asam  lemak bebas (Alb) merupakan salah satu komponen dalam Cpo yang mempengaruhi kualitas crude palm oil (Cpo) dan berpengaruh pula terhadap permintaan konsumen dan harga jualnya. Analisa Ffa pada Cpo dilakukan dengan titrasi asam basa. Standar maksimal nilai FFA pada Cpo yang ditetapkan oleh pabrik kelapa sawit (Pks) yaitu <3,5%.

2. Moisture (kadar air)

Kadar air dipengaruhi oleh perlakuan di pabrik serta penimbunan. Berdasarkan penelusuran informasi yang dilakukan melalui data-data dan literatur yang tersedia, pengamatan di lapangan juga tanya jawab langsung dengan pihak yang bersangkutan, maka tingginya kadar air Cpo biasanya disebabkan karena perlakuan pada proses pengolahan di dalam pabrik serta di saat penimbunan Cpo. 

Kadar air merupakan karakteristik mutu yang sifatnya sangat melekat pada proses pengolahan. Hal ini diakibatkan oleh adanya penambahan-penambahan air pada beberapa stasiun pengolahan kelapa sawit, proses pemisahan air dari minyak yang tidak sempurna pada stasiun klarifikasi juga saat proses pengeringan yang tidak sempurna pada vacum dryer selama dalam proses pengolahan kelapa sawit di pabrik. Selain itu, keadaan pabrik juga mengakibatkan kinerja mesin maupun peralatan pada setiap stasiun pengolahan menjadi rendah, yang pada akhirnya akan menyebabkan kadar air menjadi tinggi.