Penjelasan Tentang Pengolahan Limbah Sawit di Pabrik (Pks)

 https://www.smaspeman99.com/2022/04/penjelasan-tentang-pengolahan-limbah.html

Limbah pada pabri terbagi menjadi 3 seperti:

1. Limbah padat
Limbah padat yang dihasilkan pabrik dari proses produksi dan pemanfaatannya yakni sebagai berikut:

* Serabut atau fiber
Serabut atau fiber yang di peroleh dari stasiun pengepresan sesudah proses pengepresan dimanfaatkan langsung untuk bahan bakar boiler, yang merupakan sumber utama pembangkit tenaga listrik di pabrik dan perumahan.

* Cangkang atau shell
Cangkang atau shell yang dimaksud disini seperti pecahan dari cangkang utuh buah sawit yang di hasilkan juga dari stasiun pengepresan setelah proses pengepresan. Limbah ini juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler.

* Sludge atau lumpur
Sludge atau limbah lumpur ini dihasilkan dari proses pemisahan pasir yang terdapat di dalam minyak pada sandtrap tank. Limbah padat tersebut berupa padatan pasir yang kemudian dimanfaatkan sebagai pupuk.

2. Limbah cair
Limbah cair yang dimaksud disini yaitu dari hasil buangan sisa akhir dari proses produksi. Dalam penggunaannya, limbah tersebut dialirkan ke kolam penetralisasi limbah dari zat-zat yang berbahaya. Didalam kolam satu masih di adakan penyaringan minyak sawit mentah yang masih terkandung di dalam limbah tersebut yang kemudian akan dialirkan kembali melalui proses penyaringan minyak setelah mengalami pengepresan.

Sedangkan limbah cair yang berada di kolam pertama tadi dialirkan ke kolam kedua dan seterusnya sampai ke kolam 6 untuk mengalami proses penetralisasian. Pada hasil akhir dari pengolahan limbah cair ini di fungsi sebagai pupuk pada lahan land application atau lahan percobaan di areal kebun.

Dalam penanggulangan limbah cair buatan ini terdiri dari:

* Kolam Fat Pit
Pada kolam ini terdapat 2 tingkat pengutipan dengan tujuan untuk penampungan sementara losses minyak hasil dari pengolahan dan pengutipan kembali minyak yang ikut terbuang. Pada kolam fat pit ini akan menampung sisa dari hasil pengolahan ketika proses pemurnian yang berupa air kondensat ataupun rebusan, air buangan klarifikasi juga dari air buangan claybath.

Di dalam kolam ini terjadi proses pemisahan minyak dengan kotoran dan air dari hasil pengolahan sebelumnya. Cara kerjanya yang terjadi didalam kolam ini yakni bahwa pemisahan disebabkan karena perbedaan berat jenis pada minyak dengan kotoran serta air dengan bantuan pemanasan yang dialirkan ke bagian bawah kolam agar menjaga suhu kolam agar terjaga suhu panasnya. 

Kandungan minyak yang memiliki massa jenis paling rendah akan berada di bagian paling atas atau permukaan serta dengan penambahan volume secara berkelanjutan menyebabkan minyak akan mengalir pada kolam selanjutnya yang juga terjadi secara kontinyu.

Pada bagian selanjutnya bak fat pit dipompa  ke cooling pond untuk mengalirkan cairan yang mengandung sedikit minyak ke kolam limbah. Pada lapisan minyak yang terdapat di bagian permukaan dari tiap ruangan untuk akhir pengolahan akan di ambil serta dikembalkan ke stasiun klarifikasi agar diolah kembali.

* Kolam cooling pond
Ketika limbah akan limbah dibuang kedalam kolam limbah maka harus dilakukan proses pendinginan. Hal ini bertujuan guna menurunkan suhu limbah yang masih terlalu tinggi yang bisa membunuh mikroflora yang terdapat di dalam kolam limbah jika langsung dibuang ke kolam limbah. Didalam kolam ini juga terdapat kegiatan pengambilan minyak yang masih terdapat pada kolam tersebut.

* Mixing Pond
Mixing pond digunakan untuk pencampuran limbah dengan limbah anorganik dengan tujuan agar bakteri yang sudah aktif pada kolam anaerobik bisa bercampur dengan limbah dari kolam pendingin sehingga proses pengaktifan bakteri lebih cepat.

3. Limbah gas
Gas ataupun partikel merupakan limbah yang bisa menjadi polutan bagi udara. Limbah gas yang dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit merupakan limbah yang bisa berasal dari boiler, genset  maupun gas yang berasal dari proses lain. 

Belum ada sistem pengelolaan khusus pada limbah gas yang dihasilkan, namun secara bertahap dilakukan pemantauan oleh pihak yang berkaitan dengan lingkungan untuk limbah gas yang dihasilkan sehingga kualitas udara di sekitar pabrik akan  bisa tetap terjaga.