Penjelasan Tentang Perebusan Atau Sterilizer Pada Pengolahan Kelapa Sawit (Pks)

https://www.smaspeman99.com/2022/04/penjelasan-tentang-perebusan-atau.html

Setiap pabrik kelapa sawit tentunya menginginkan hasil minyak dengan tingkat keasaaman yang rendah, minyak dengan kualitas yang baik, juga minyak yang mudah dipucatkan atau bleaching.

Tujuan dari pada proses perebusan  atau sterilisasi yakni:

* Mematikan enzim-enzim yang terdapat dalam Tbs, dimana enzim  tersebut bisa mengakibatkan kenaikan kadar asam lemak bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA).

* Memudahkan proses pelepasan buah atau brondol dari janjang.

* Menurunkan kadar air yang terdapat pada nut sehingga memudahkan pemisahan antara shell dengan kernel pada saat cracking atau pemecahan nut di nut plant berlangsung.

* Melunakkan buah, sehingga memudahkan pelepasan atau pemisahan antara daging buah dan nut.

* Mengkondisikan daging buah sehingga sel minyak bisa dengan mudah terlepas untuk di ekstraksi.

Langkah-langkah proses perebusan atau sterilisasi

* Aliran buangan udara dari tabung perebusan juga pada selah-selah Tbs.

* Exhaust  atau pembuangan steam sisa-sisa dari perebusan.

* Menaikkan tekanan.

* Penahanan tekanan.

* Saluaran buang condensate pada perebusan.

Pola sterilizer

* Triple peak
System perebusan yang dipergunakan pada Pks dengan waktu sebagai berikut, ini hanya contoh karena disetiap pabrik ada perbedaan tergantung aturannya:

- Under ripe (% buah mentah tinggi)            = 90 menit.

- Normal (% buah matang tinggi)                 = 85 menit.

- Over ripe (% buah terlalu matang tinggi)    = 80 menit.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam operasi sterilisasi:

- Tekanan steam atau uap yang sesuai atau cukup  (43 psi)

- Waktu dalam perebusan yang disesuiakan dengan siklus atau urutan langkah perebusan atau sterilisasi tersebut.

* Kehilangan atau losses condensate steriliser, tidak boleh melebihi losses to FFB (12 %)

Kehilangan atau losses condensate diakibatkan oleh:

- Buah restan di kebun atau di pabrik.

- Waktu perebusan yang berlebihan.

- Proses pembuangan condensate yang tidak sempurna.

* Kualitas kematangan panen Tbs oleh kebun atau estate.

Hasil dan efeknya

Proses perebusan buah harus disesuaikan dengan kondisi serta target-target kualitas buah yang ada. Sebab apabila waktu perebusan yang digunakan terlalu berlebihan atau kurang, atau waktu perebusan tidak sesuai dengan kondisi Tbs yang ada, maka hasil proses selanjutnya akan tidak sesuai dengan kualitas juga kuantitas yang ditetapkan.

Hasil serta dampaknya jika:

1. Waktu perebusan kurang

* Usb tinggi

* Fruit losses buah pada janjang kosong tinggi, dari tingginya fruit losses pada janjang kosong mengakibatkan OER dan KER menjadi turun. Karena pada buah yang terbuang dengan janjang kosong kadar minyak juga pada kernel jelas masih ada.

* Akan terjadi basah pada fiber press dan ini penyebab kehilangan minyak pada fiber press tinggi dan pecah pada cracker tinggi pula. Dari tingginya nut pecah pada cracker akan mengakibatkan tingginya angka kehilangan kernel pada shell basah (claybath). Sedangkan dari basahnya fiber, polishing drum akan sering mengalami tumpah bahkan sumbat dan terjadilah stop. Dari seringnya berhenti itu jelas throughput pabrik akan turun. Masalah lain dari basahnya fiber yaitu pembakaran pada boiler akan mengalami kesulitan dan lama- kelamaan pressure berkurang. Dari kurangnya pressure tersebut, untuk cycle perebusan selanjutnya pada sterilizer akan mengalami masalah dengan tekanan steam untuk masak buah selanjutnya.

* Masalah lain yang disebabkan dari kurangnya waktu perebusan yang mengakibatkan buah kurang masak, untuk proses pengepresan buah mentah atau kurang masak akibat perebusan, nut yang dihasilkan tidak bersih dari mesocarp atau daging buah. Masalah ini berdampak pada air kalsium claybath di nut plant akan cepat mengalami kejenuhan dikarenakan tingginya kadar minyak yang ada pada nut. Dan akibat selanjutnya kernel losses pada claybath shell dan kadar kotoran pada kernel menjadi tinggi. Dari kotornya nut, feeder nut cracker akan sering mengalami sumbat yang lama kelamaan nut silo manjadi full dan akibat selanjutnya proses berhenti.

* Thresher trip  
Dari kurangnya waktu perebusan akan dihasilkan banyaknya buah yang kurang masak, pada thresher akan mengalami masalah antara lain yaitu dari beratnya buah mentah yang dibanting-banting oleh thresher maka thresher bisa mengalami jebol, plug timah (fluid coupling) bisa bocor yang menyebabkan thresher akan trip.

* Proses pemisahan minyak dengan sludge akan mengalami masalah. 

Dari mentahnya buah yang dihasilkan oleh perebusan yang selanjutnya di proses oleh press akan menghasilkan minyak kasar atau oil crude dengan kandungan air sedikit (kadar air pada buah sudah banyak terbuang pada saat proses perebusan) sehingga sludge yang masuk pada Cst kental. 

Selanjutnya process underflow pada Cst akan mengalami kelambatan karena kentalnya sludge dan lama-kelamaan Cst akan penuh dan kemungkinan yang paling buruk karena kentalnya sludge proses pemisahan minyak lumpur pada Cst akan kesulitan sehingga lama kelamaan level minyak tipis dan level sludge makin naik dan selanjutnya sludge masuk dalam oil tank atau tanki minyak sehingga kotoran pada minyak menjadi tinggi. Dari makin naiknya level sludge pada Cst, maka Cst akan mengalami tumpah.

2. Waktu perebusan berlebihan

* Kehilangan minyak pada sterilizer condensate tinggi.

* Empty bunch akan hancur dan mengakibatkan thresher sumbat.

* Persen kehilangan minyak pada empty bunch tinggi.

* Dari lamanya waktu perebusan maupun waktu perebusan yang berlebihan maka buah masak dari sterilizer akan menglami keterlambatan, selanjutnya tipper akan berhenti beroperasi karena harus menunggu buah dari sterilizer, bahkan mungkin press pun ikut berhenti. Jelas dari masalah itu akan terjadi waktu berhenti proses dan dari efek berhentinya yang terjadi throughput pun akan turun.

* Supply steam dari turbine jelas bertambah dan ini jelas kurang effisien, disebabkan dari setiap m3 air yang diolah untuk menghasilkan steam membutuhkan bahan kimia dan biaya lain untuk proses penjernihan air tersebut. Bila semakin banyak m3 atau kubik air yang diperlukan untuk menghasilkan steam yang dibutuhkan oleh sterilizer dengan waktu yang berlebihan jelas biaya untuk itu semakin tinggi dibandingkan dengan waktu perebusan yang tepat atau normal.

Pengambilan sample dan analisa

Pada stasiun perebusan dilakukan suatu analisa atau testing yang disebut sterilizer loss test. 

Adapun tujuan dilakukannya analisa atau testing tersebut antara lain yakni:

* Untuk mengontrol efesiensi dari pada unit perebusan itu sendiri.

* Untuk mengontrol kadar susut atau kandungan air  pada buah yang di rebus.

Pemeriksaan sebelum sterilizer dioperasikan

Sterilizer merupakan suatu bejana uap bertekanan yang bekerja dengan tingkat resiko yang tinggi. Oleh sebab itu sterilizer dan unit pendukungnya harus diperiksa sebelum dioperasikan.
    
Hal-hal yang perlu diperiksa seperti:

* Packing pintu
Kerusakan pada packing pintu pada umumnya timbul pada bagian bawah, hal ini disebabkan adanya genangan air condensate. Pada kebocoran packing pintu khususnya di bagian bawah harus selalu diperiksa. 

* Manometer atau alat pengukur tekanan
Alat manometer yang terdapat di bagian atas pintu depan ataupun belakang harus selalu diperiksa apakah masih berfungsi baik atau tidak, sebab manometer yakni sebagai alat indikator untuk operator ketika menentukan apakah tekanan di dalam sterilizer masih ada atau tidak.

Keseluruhan valve, seperti valve inlet, valve condensate harus dilakukan pengecekan apakah masih berfungsi atau tidak. Untuk yang menggunakan valve automatic pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan compressor, sedangkan untuk yang menggunakan sistem manual pemeriksaan dilakukan dengan memutar valve dengan tangan.

* Strainer atau plate penyaring condensate
Penyaring condensate yang terdapat di lantai dalam sterilizer mesti diperiksa apakah ada brondolan yang sangkut atau janjangan yang sangkut, sebab bila hal ini diabaikan bisa menghambat pengeluaran air condensate pada saat pengoperasia dan genangan air condensate ini akan mempercepat rusaknya packing pintu.

* Katup engaman
Periksa  mekanisme dari katup pengaman atau safety valve apakah masih berfungsi dengan baik.

* Centilever atau jembatan untuk masuk lorry rebusan
Periksa apakah cantilever dalam keadaan baik atau tidak, hal ini harus benar-benar diperhatikan agar lorri yang masuk maupun keluar dari sterilizer tidak jatuh atau jadi lambat.

Perhatian:    
Tidak diperbolehkan  membuka pintu sterilizer sebelum tekanan pada manometer menunjukkan angka Nol kg/Cm2, sebab hal ini bisa berakibat fatal dan mencelakakan operator itu sendiri juga disamping itu akan merusak packing juga pinion gear.